Di tengah merebaknya virus Covid-19, ada banyak sektor di setiap negara yang mengalami penurunan secara drastis. Salah satunya di sektor ekonomi yang membuat masyarakat berkeluh kesah akan merosotnya pemasukan yang mereka dapatkan. Bahkan tidak sedikit para pelaku bisnis yang melakukan banting stir dengan mengubah jenis usahanya yang bisa di sesuaikan dengan kondisi saat ini. Selain itu banyak juga karyawan yang ter-PHK maupun diberhentikan sejenak di masa Covid-19 ini. Hal tersebut tentu saja menjadi fenomena yang miris, di mana ekonomi merupakan bagian terpenting dalam sistem kehidupan. Dengan bekerja, maka setiap orang akan memiliki penghasilan untuk bisa mempertahankan hidupnya dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Sedangkan di dalam realitanya, masyarakat terbagi menjadi beberapa golongan, yakni golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah. Momen ini tentu akan menjadi kesulitan tersendiri bagi masyarakat golongan bawah dan menengah. Tidak adanya pemasukan, namun pengeluaran terus terjadi, sehingga membuatnya tidak berjalan secara seimbang. Oleh karena itu, masyarakat perlu untuk memutar otak lebih keras agar bisa tetap memenuhi kebutuhannya sehari-hari di tengah pandemi ini. Begitu pun di dalam menjalankan bisnis, setiap pelaku bisnis harus memikirkan strategi baru agar bisnisnya tidak mengalami kebangkrutan.
Dilema Pelaku Bisnis Di Tengah Covid-19
Karyawan di lembaga-lembaga pemerintahan yang ketika pemberlakuan kebijakan work from home (WFH) dan menjalani stay at home akan tetap bekerja dengan mengerjakan tugas-tugas kantornya dari rumah serta tetap mendapatkan gaji. Namun, hal ini berbeda dengan perusahaan swasta. Ada banyak permasalahan yang dialami oleh para pelaku bisnis di masa pandemi ini. Di mana pemasukan yang berkurang, namun harus tetap menggaji semua karyawannya, serta harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang harus menjalankan physical distancing sebagai upaya untuk memutus penyebaran virus tersebut.
Jika pelaku bisnis mentaati peraturan tersebut, otomatis bisnis-bisnis akan berhenti beroperasi dan setiap industri akan menghentikan mesin-mesinnya untuk memproduksi produk, sehingga tidak ada laba yang bisa didapatkan perusahaan-perusahaan tersebut. Dampak buruknya selain tidak adanya keuntungan, maka pelaku usaha pun terpaksa harus mem-PHK karyawannya karena tidak kuat untuk memberikan gaji.
Namun, saat ini pun masih ada beberapa orang yang tetap menjalankan pekerjaannya dengan pergi ke kantor seperti biasanya. Hal tersebut tentu saja memiliki risiko bagi para pekerja ketika mereka dalam perjalanan menuju kantor, ketika di kantor, dan ketika kembali ke rumah untuk bisa terpapar atau tertular virus tersebut di mana saja. Hal tersebut mereka lakukan sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap perusahaan dan usaha dari perusahaan agar bisnisnya tidak berhenti begitu saja tanpa adanya keuntungan yang bisa didapatkan.
Mengoptimalkan Bisnis Online Di Masa Pandemi
Hadirnya Covid-19 yang mengganggu perekonomian para pelaku bisnis, nampaknya masih memberi kehidupan pada beberapa sektor yang masih bisa bertahan menjalankan roda perekonomiannya di masa ini. Misalnya saja apotek yang semakin ramai dikarenakan setiap orang dalam kondisi ini membutuhkan obat, vitamin, dan masker. Selain itu provider internet yang bisa meningkatkan keuntungannya dikarenakan adanya kebijakan work from home (WFH) di mana kebutuhan akan kuota internet semakin meningkat.
Namun, bagaimana dengan pengusaha-pengusaha lainnya? Ini lah yang perlu untuk disiasati, mengingat saat ini merupakan eranya digital. Di mana teknologi yang semakin maju memungkinkan banyak bidang, tidak terkecuali bidang ekonomi untuk memanfaatkan teknologi dalam membantu pekerjaannya. Pemasaran secara digital bisa menjadi pilihan di masa pandemi ini tanpa harus keluar rumah dan berkumpul dengan orang banyak. Namun, aktivitas ekonomi tetap bisa berjalan dengan memanfaatkan jaringan internet tersebut.
Di sini lah pentingnya bagi para pelaku bisnis untuk bisa bergerak secara cepat di dalam merubahnya dan cepat di dalam melakukan adaptasi dengan strategi yang baru. Pelaku bisnis juga perlu untuk merencanakan segalanya dalam menjalankan bisnis tersebut dari awal hingga ke depannya. Sehingga, bisnis dapat terus produktif walaupun di tengah pemberlakukan kebijakan physical distancing.
Peluang-peluang bisnis online tersebut misalnya saja berupa reseller dan dropship yang bisa memanfaatkan website, media sosial, dan marketplace sebagai media promosi atau penjualan produk. Hal tersebut akan sesuai karena saat ini juga mayoritas masyarakat memiliki akun media sosial dan pola kebiasaan masyarakat yang saat ini semakin banyak melakukan belanja melalui sistem online. Sehingga, Anda hanya perlu memikirkan strategi marketing seperti apa yang harus dijalankan agar para konsumen tertarik atau menaruh minat besar pada produk Anda.
Dan juga yang perlu diperhatikan dalam berbisnis online adalah mengusahakan agar website Anda bisa berada di urutan pertama dalam search engine. Hal ini akan sangat berpengaruh pada proses branding produk-produk Anda dan memudahkan konsumen untuk menemukan produk yang sedang dibutuhkannya.
Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 ini yang belum jelas kapan akan segera berakhir sangat lah menuntut kreativitas para pelaku bisnis untuk bisa menghadirkan inovasi-inovasinya dalam menjalankan bisnis secara online. Penting untuk membina hubungan yang baik dan mendapatkan perhatian dari para konsumen akan bisnis Anda tersebut. Bukan saja berfokus kepada tujuan keuntungan yang ingin Anda capai, tetapi juga memengaruhi konsumen untuk loyal atau setia pada bisnis Anda. Dengan begitu, konsumen pun akan selalu stand by dengan media sosialnya untuk memantau karya terbaru dari Anda.
Sangat diketahui dengan jelas bahwa melewati masa pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah, terutama bagi perekonomian. Namun, agar bisa terus melanjutkan kehidupan, maka tidak ada salahnya jika merubah sistem dalam mendapatkan pemasukan dan terus mengusahakan untuk bisa beradaptasi dengan baik dengan perubahan tersebut.