Hari Senin, tanggal 12 Desember lalu, ada tiga produk deterjen dari sebuah perusahaan di Amerika di-recall karena terdapat risiko kontaminasi bakteri pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini berbahaya terhadap mereka yang memiliki sistem imun tubuh yang lemah.” Tapi ini kan deterjen, tidak akan saya telan”, mungkin itu yang kita pikir. Tapi bakteri ini dapat masuk ke tubuh lewat pernapasan, mata, atau luka terbuka. Nah, biasanya kalau kita cuci baju, aromanya bisa terhirup. Atau saat kita sedang pilih-pilih deterjen di supermarket, kadang kita buka tutupnya untuk dicium. Dari situlah bakteri tersebut dapat masuk.
Selain produk itu, ada juga produk susu bayi yang diumumkan recall pada hari yang sama. Yang ini lebih berbahaya karena penggunanya akan mengkonsumsi produk itu ditambah penggunanya adalah anak bayi yang sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Produk susu bayi itu dilaporkan terkontaminasi cronobacter sakazakii. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya seperti meningitis.
Beruntungnya dalam kedua kasus di atas, kontaminasi dapat dideteksi dengan cepat dan produk segera ditarik kembali sebelum terjadi korban. Memang dalam pabrik, kebersihan adalah prioritas utama. Jangan sampai produk yang dihasilkan ternyata terkontaminasi bakteri yang berbahaya. Ini khususnya dijaga di ring 1, lokasi produksi, di mana produk akhir dalam keadaan terbuka di atas permukaan sebelum masuk ke dalam kemasan.
Semua pekerja yang masuk ke lokasi tersebut juga dijaga bebas dari kuman. Mulai dari ruang loker, mereka mungkin diwajibkan mengenakan pakaian khusus, hair net, mengganti masker, dan sepatu untuk ruang produksi. Kemudian mereka akan melewati screening tambahan seperti stasiun pencuci tangan dan sanitizer tangan, shoe bath, kemudian mungkin ada sebuah ruangan yang meniupkan angin untuk memastikan tubuh bersih dari kuman. Baru setelah itu mereka diizinkan untuk memasuki ruang produksi.
Sewaktu berganti giliran dengan shift pekerja berikut, biasanya disarankan agar tim yang bertugas di bidang kebersihan atau hygiene atau maintenance (tim kebersihan) memanfaatkan down time itu untuk melakukan pembersihan peralatan. Para pekerja yang baru menyelesaikan shift mereka dapat ditugaskan untuk membantu juga dengan membersihkan kotoran-kotoran besar yang mudah lepas dan merapikan kembali peralatan yang mereka gunakan. Agar waktu kerja mereka tidak terhitung menjadi lembur, jam kerja plus jam membersihkan, mungkin para pengawas/supervisor dapat mengalokasikan waktu pembersihan ini agar sudah tercakup sebagai jam kerja mereka. Setelah para pekerja meninggalkan ruang produksi, tibalah waktu tim kebersihan untuk memiliki ruangan bagi mereka sendiri, untuk fokus dalam pembersihan.
Cara yang Efektif
Untuk membersihkan peralatan dan permukaan pemrosesan makanan, pertama-tama singkirkan kotoran-kotoran besar yang mudah lepas. Ini mungkin, bergantung produk yang dihasilkan pabrik itu, perlu dikikis untuk kotoran lengket yang mengeras.
Langkah berikutnya adalah pembilasan pertama. Gunakan semprotan air, mungkin perlu yang bertekanan bila kotorannya cukup bandel untuk lepas. Jika ada bagian-bagian peralatan yang sensitif, misalnya saringan yang dapat robek jika terkena semprotan bertekanan, lepaskan dulu bagian-bagian tersebut sebelumnya.
Kemudian biasa digunakanlah foamer untuk menyabuni permukaan. Pastikan konsentrasi antara air dan pembersih kimia tepat. Terlalu banyak air menyebabkan busa yang terlalu encer, jika terlalu sedikit, busanya jadi terlalu melimpah. Kita mau busa yang tipis namun dapat melekat cukup lama bahkan di permukaan vertikal seperti dinding atau tiang peralatan. Setelah disabuni, biarkan deterjen ini bekerja mengangkat kotoran di permukaan. Umumnya busa didiamkan +/- 15 menit.
Untuk pembersih kimia yang digunakan, RMC memiliki produk Alpha 2000 yang dapat diaplikasikan menggunakan foamer atau secara manual.
Produk RMC Alpha 2000 ini bersertifikat food safety Halal dan NSF jadi rutin digunakan oleh pelanggan kami yang kebanyakan adalah perusahaan pemrosesan makanan dan minuman.
RMC Alpha 2000 mengandung surfaktan dan deterjen yang dapat dengan mudah menembus dan mengangkat kotoran dari permukaan. Karena memiliki pH netral setelah diencerkan, RMC Alpha 2000 aman digunakan di segala jenis permukaan, bahkan termasuk tangan pengguna. Produk ini lebih efektif jika digunakan dengan air dengan suhu panas untuk memudahkan penetrasi ke dalam kotoran. RMC Alpha 2000 juga biodegradable jadi limbah yang dihasilkan juga ramah lingkungan dan aman.
Selain untuk membersihkan peralatan, RMC Alpha 2000 juga dapat diaplikasikan untuk membersihkan lantai produksi. Untuk membersihkan lantai RMC Alpha 2000 dapat dipakai menggunakan floor scrubber atau secara manual.
Setelah proses foaming, lakukan pembilasan kedua. Pastikan semua busa yang dihasilkan pembersih kimia di langkah sebelumnya terbilas total. Bisa juga dipastikan bau produk sudah tidak ada. Karena bau produk biasa melekat pada sisa kotoran di permukaan. Jika setelah dibilas, dirasa kotoran masih ada, proses foaming dapat diulang kembali.
Kemudian aplikasikan sanitizer ke permukaan. Ada peralatan foamer yang dilengkapi 3 selang yang setelah disambungkan ke sumbernya, dapat dipilih lewat saklar ke air, pembersih kimia, dan sanitizer, tinggal mengganti kepala semprotannya sesuai cairan mana yang akan digunakan. Untuk sanitizer, disarankan agar biarkan kering dengan sendirinya untuk memastikan waktu kontak dengan permukaan tercapai. Namun bila dibutuhkan cepat karena shift pekerja berikutnya segera masuk, dapat dikeringkan menggunakan lap yang telah disanitasi juga dengan cairan disinfektan yang sama. Jangan lupa tes swab setelah itu untuk memastikan permukaan aman dari kuman.
Dengan menjaga kebersihan di dalam pabrik secara teliti, kita bisa menjaga produk yang dihasilkan tetap aman untuk dikonsumsi masyarakat.