Menurut Encyclopedia of Toxicology hasil karya I. Michalak, K. Chojnacka, biosida adalah sebuah zat atau produk yang digunakan untuk melindungi terhadap tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang tidak diinginkan. Biosida tersedia di pasaran dalam bentuk cair, bubuk, tablet, dsb.
Zat sejenis juga terdapat beberapa ragam sesuai dari namanya misalnya, ada insektisida itu khusus membunuh insect atau serangga, atau herbisida yang membunuh segala yang bersifat herbal seperti rumput-rumputan, atau fungisida yang mematikan semua jamur. Tapi dibanding mereka semua biosida bisa dibilang paling berbahaya, karena membasmi segala makhluk biologis atau makhluk hidup. Karena itu penggunaan biosida harus diawasi dengan cermat agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
Karena air adalah sumber kehidupan, maka ada banyak makhluk hidup yang dapat berkembang biak di dalam air baik yang terlihat oleh mata seperti lumut, algae, cacing atau keong, maupun yang tidak terlihat oleh mata seperti bakteri atau virus. Untuk memastikan air tetap aman untuk digunakan oleh manusia, digunakanlah biosida untuk mengendalikan populasi makhluk hidup di air tadi agar tidak sampai menjadi hama atau menjadi penyakit bagi manusia.
Jadi biosida ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi membantu kita, di sisi lain juga berbahaya buat kita. Itu sebabnya sewaktu menggunakan biosida di tempat kerja sangat disarankan penggunaan APD seperti sarung tangan untuk mencegah kontak dengan kulit atau masker untuk mencegah terhirup masuk ke pernapasan. Biosida khususnya berbahaya bagi wanita yang sedang hamil, anak kecil, atau orang-orang yang memiliki penyakit kronis.
Penggunaan biosida yang berlebihan menurut para peneliti di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dapat menghasilkan bakteri patogen atau bakteri penyebab penyakit yang resistan terhadap antibiotik. Ini tentu mengkhawatirkan kita yang harus menggunakan biosida di tempat kerja kita seperti para tenaga kerja yang menangani cooling tower (menara pendingin).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, sewaktu membahas tentang persyaratan kesehatan air menyinggung mengenai cooling tower di poin no. 5. Di sana menjelaskan bahwa cooling tower berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya bakteri Legionella. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan menjadi penyakit Legionnaires. Air yang memercik keluar dari cooling tower dalam bentuk aerosol dan kabut dapat menyebarkan Legionella. Selain itu cooling tower juga dapat menjadi tempat berkembangnya biofilm (lendir dalam air yang menetap). Biofilm ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi bakteri Legionella berkembang biak. Menurut peraturan itu, cara mencegah munculnya bakteri Legionella salah satunya adalah dengan pemberian biosida.
Mempertimbangkan keterangan sebelumnya, kita tidak mau sampai overdosis dalam mengaplikasikan biosida. Jangan sampai kita menciptakan bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Jadi bagaimana sebaiknya?
Di RMC, sebelum kami mengaplikasikan penggunaan bahan kimia untuk cooling tower treatment atau biosida, kami akan melakukan survei ke lapangan. Wawancara dengan pengguna cooling tower dilakukan untuk memahami sistem operasional cooling tower, dilanjutkan dengan pengambilan sampel air untuk dianalisa. Dari data yang lengkap, akan didapatkan dosis yang direkomendasikan. Dengan demikian, aplikasi bahan kimia dan biosida tidak melebihi yang dibutuhkan. Ini menghasilkan kendali mikroba yang baik dan penggunaan biaya yang efektif.
Biosida kami adalah RMC ML-10. Produk ini tersedia dalam bentuk tablet sehingga lebih mudah untuk aplikasinya dan lebih kecil risikonya untuk terhirup dibanding biosida dalam bentuk bubuk. RMC ML-10 memiliki bahan aktif klorin dan bromin.
Klorin sudah dikenal lama di pasaran sebagai bahan aktif biosida. Umum digunakan di kolam renang yang juga banyak dikenal sebagai kaporit. Klorin efektif digunakan di pH netral, sedangkan bromin efektif di pH tinggi.
Produk cooling tower treatment kami yaitu RMC CS-EZ atau CS-877 akan bekerja dengan meningkatkan pH air agar air berada di rentang pH basa, ini dilakukan untuk mengurangi risiko korosi pada logam yang cenderung akan terjadi di pH rendah atau pH asam.
Kami umumnya akan mengaplikasikan RMC ML-10 pada cooling tower untuk membasmi lumut dan mikroba di sistem terlebih dahulu. Kemudian, dilanjutkan dengan treatment harian dengan RMC CS-EZ atau CS-877 dilakukan lewat dosing pump atau pompa dosis.
Aplikasi biosida RMC ML-10 tidak dilakukan tiap hari untuk mencegah munculnya mikroba yang kebal terhadap biosida. Aplikasi berikutnya paling cepat baru dilakukan 3 bulan kemudian apabila kendala lumut atau mikroba muncul lagi, namun dengan menggunakan program treatment RMC CS-EZ, kendala mikroba dapat ditekan lebih jauh lagi, sehingga bahkan ada kemungkinan aplikasi RMC ML-10 cukup dilakukan setahun hanya dua kali saja.
Untuk konsultasi masalah lumut atau mikroba di cooling tower Anda, silakan hubungi kami.