Sanitasi produksi – Sistem atau Produk yang terpenting?


Pada Sabtu tanggal 2 Juli 2022, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperingatkan adanya wabah Listeria di Amerika yang dimulai dari daerah Florida dan sekarang sudah menyebar di 10 negara bagian dengan 1 kasus parah hingga meninggal. Dari hasil penyelidikan ditemukan wabah itu bersumber pada produk es krim yang hanya dijual di Florida.

Apa itu Listeria?

Listeria adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Listeria Monocytogenes. Penyakit ini terutama menyerang wanita hamil, bayi yang baru lahir, mereka yang lanjut usia, dan mereka yang memiliki sistem imun yang lemah.

Listeria menyebabkan gejala serupa dengan flu seperti demam, menggigil, nyeri otot, dan diare. Penyakit ini dapat juga menyebabkan leher kaku, sakit kepala, kehilangan keseimbangan, bahkan kejang-kejang.

Selain Listeria, mungkin kita juga ingat pada bulan April lalu, pernah terjadi penarikan produk snack cokelat anak-anak dari pasaran akibat terdapat lebih dari 100 kasus Salmonella yang terdeteksi di 9 negara di Eropa. Salmonella disebabkan oleh bakteri Salmonella yang masuk ke dalam saluran pencernaan kita serupa dengan cara masuknya Listeria ke tubuh. Beberapa gejala yang dihasilkan juga serupa seperti diare dan demam. Selain itu Salmonella juga menyebabkan kram perut, mual, dan muntah. Beberapa jenis bakteri Salmonella bahkan dapat menginfeksi urin, darah, tulang, sendi, dan sistem saraf sehingga menyebabkan komplikasi parah.

Kasus-kasus tadi dapat dicegah dengan menjaga sanitasi pabrik makanan. Pabrik tidak hanya perlu terlihat bersih, namun harus bersih sampai tingkat yang tidak terlihat oleh mata, sampai tingkat mikrobiologi. Maka itu diperlukan program sanitasi yang efektif dan berkelanjutan.

Bagaimana Pencegahannya?

Menurut NSF:

  • Dokumentasi. Diperlukan dokumentasi yang lengkap seperti SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), checklist tugas, catatan konsentrasi pembersih kimia, hasil tes swab, dsb.
  • Validasi, monitoring, dan verifikasi. Periksa apakah yang sudah didokumentasi diterapkan di lapangan. Lakukan audit internal. Perhatikan hasil tes untuk melihat apakah program yang sudah dibuat itu efektif.
  • Tindakan perbaikan. Jika didapati belum efektif, lakukan perbaikan. Buat pelatihan bagi tim. Sediakan peralatan yang dibutuhkan. Buat kode warna untuk mencegah kontaminasi silang. Setelah semua prosedur sudah diperbaiki, kembali ke langkah 1, dokumentasikan kembali dan program terus berkelanjutan.

Sumber kontaminasi terbesar adalah manusia, karena itu sangat penting diadakan pelatihan. Lakukan shadow training, yaitu orang yang dilatih bekerja Bersama staff yang sudah terlatih dan berpengalaman. Uji keterampilan mereka dengan tes tertulis dan tes praktik di lapangan di bawah pengawasan supervisor.

Apa lagi yang Dapat Dilakukan?

Pemilihan pembersih kimia yang tepat. Gunakan pembersih kimia yang cocok digunakan di pabrik pemrosesan makanan, pembersih bersertifikat food safety seperti NSF atau Halal. Pastikan konsentrasinya juga benar. Apabila konsentrasi terlalu encer, pembersih tidak berfungsi dengan baik, berisiko menyebabkan kuman tetap ada di permukaan, selain itu dibutuhkan tenaga ekstra dari para pekerja untuk membersihkan yang tentu saja akan menghabiskan lebih banyak waktu. Di sisi lain, apabila konsentrasi terlalu pekat, ini dapat berisiko pembersih akan meninggalkan residu yang dapat mengkontaminasi produk yang akan di proses di permukaan itu.

Pada dasarnya, produk sanitasi yang baik memiliki prosedur monitoring SSOP untuk memastikan kualitas produk, menjamin tingkat dasar pengendalian keamanan, serta meminimalisir resiko terjadinya kontaminasi secara berkala.

Maka sebelum menggunakan suatu produk pembersih kimia, konsultasikan baik-baik dengan penjualnya. Dapatkan dokumentasi yang dibutuhkan darinya seperti cara pemakaian dan Lembar Data Keselamatan (LDK) agar para pekerja dapat mengaplikasikan produk ini dengan benar dan tepat. Dengan demikian perusahaan dapat yakin dan tenang bahwa hasil produksi pabrik akan aman untuk diedarkan di masyarakat.

Dimana Produk Bersertifikasi Bisa Didapatkan?

PT. Rochester Mitra Indonesia (RMI) bekerja sama dengan Rochester Midland Corporation (RMC) untuk mendistribusikan produk-produk pembersih kimia RMC bersertifikat food safety seperti NSF dan Halal yang sudah banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pemrosesan makanan di Indonesia.

Selain produk yang unggul, tim marketing kami sudah dilatih sesuai standar RMC sehingga mereka dapat disebut sebagai Counselor Sales Person (CSP), karena mereka tidak hanya bertugas menjual suatu produk, namun mereka bertanggung jawab menjadi penasihat dan selalu siap untuk membantu menangani masalah apa pun yang dihadapi di tempat kerja pelanggan kami.

Berikan komentar:

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

Hubungi Rochester Mitra Indonesia