Bagaimana Cara Mensterilkan Pesawat Di Saat Pandemi Virus Corona Berlangsung


cara mensterilkan pesawat

Sterilisasi Pesawat Sebagai Pemulihan Industri Penerbangan dari Dampak Covid-19

Pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah selama pandemi Covid-19 menyebabkan turbulensi hebat bagi industri penerbangan. Berkurangnya jumlah penumpang secara drastis hingga refund tiket memicu kerugian yang cukup parah. Akibatnya, industri penerbangan harus melakukan perubahan besar-besaran untuk bertahan.

Lantas, sejauh apa dampak yang ditimbulkan Covid-19 terhadap industri penerbangan? Berikut rangkuman fakta yang dihimpun hingga pertengahan Mei 2020.

  1. Terburuk dalam kurun waktu 100 tahun

Maskapai penerbangan British Airways menghadapi situasi yang mereka anggap terburuk dalam kurun waktu 100 tahun. Salah satu maskapai internasional ternama ini terpaksa memangkas sampai 12.000 pekerjaan dari total 42.000 tenaga kerja.

IAG sebagai perusahaan induk mengungkapkan mereka akan melakukan restrukturisasi dan redunsansi hingga permintaan perjalanan pulih seperti 2019. Dalam hal ini, mereka pun menyiapkan solusi yang telah didiskusikan lewat konsultasi.

  1. PHK besar-besaran staf hingga pilot

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi juga di lingkup industri penerbangan. Masih dari British Airways, maskapai ini telah merumahkan puluhan ribu pegawai, termasuk pilot dan pramugara/i yang memegang peran penting dalam industri ini.

Serikat Pilot Balpa mengatakan keputusan tersebut membuat mereka terpukul. Brian Strutton selaku sekretaris menyampaikan bahwa kedatangan Covid-19 yang tiba-tiba membuat maskapai tidak siap dalam menghadapi badai dan terpaksa mendorong mereka mengambil keputusan-keputusan tadi.

  1. Ajuan kebangkrutan dari maskapai tertua

Kabar mengejutkan lainnya datang dari Avianca, maskapai penerbangan asal Kolombia yang mengajukan proteksi kebangkrutan ke pengadilan Amerika Serikat. Penyebab utamanya adalah tekanan berkelanjutan selama wabah Covid-19.

Salah satu maskapai tertua di dunia ini menutup operasinya per Maret 2020. Berkurangnya pendapatan hingga 80% membuat Avianca kesulitan memenuhi kebutuhan yang terus datang. Mereka juga jadi maskapai besar pertama yang jatuh di tengah pandemi.

  1. Menurunnya produksi katering hingga 97%

Di Indonesia, Covid-19 turut memukul Aerofood ACS yang selama ini mengurus katerig untuk maskapai penerbangan. Hal tersebut diungkapkan Sis Handaya Azis selaku Direktur Utama saat menyampaikan dampak dari pelarangan penerbangan komersial terhadap penjualan makanan.

Setidaknya 70% penjualan Aerofood ACS datang dari inflight food services, sementara sisanya dari industrial catering. Persentase yang cukup besar jelas merugikan usaha tersebut. Belum lagi adanya penurunan revenue hingga 97% dari berkurangnya jumlah penerbangan.

  1. Meminta bantuan kepada pemerintah

Sebelum situasi semakin parah, ACS telah mengajukan permintaan berupa insentif pajak kepada pemerintah pusat. Sis Handaya Azis berharap langkah tersebut dapat membantu meringankan beban mereka, terutama di sektor finansial.

Subjek insentif pajak yang mencakup PPN, PPh, hingga penghapusan sanksi atau bunga adalah beberapa hal yang diajukan kepada pemerintah. Bentuk keringanan lain yang diminta ACS adalah pajak restoran kepada pihak pemerintah daerah di Kota Tangerang.

Persiapan maskapai penerbangan saat new normal

Walau terseok-seok, maskapai penerbangan yang berhasil bertahan berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan selama wabah Covid-19 belum berakhir. Salah satunya adaptasi dengan new normal atau normal baru yang sudah diterapkan beberapa negara di dunia.

Untuk menyongsong skenario tersebut, maskapai penerbangan melaksanakan persiapan supaya bisnis mereka kembali stabil. Mensterilkan pesawat adalah satu dari sekian langkah yang dilakukan agar penumpang bisa menikmati perjalanan tanpa mencemaskan tingkat penularan. Pihak maskapai pun menjaga kebersihan pesawat dengan:

  • Membersihkan kabin pesawat setiap malam

Dalam jeda penerbangan terbatas, awak kabin hanya membuang sampah dan kotoran lain di pesawat seperti biasanya. Akan tetapi di malam hari, kabin akan dibersihkan secara total dan menyeluruh. Pembersihan dilaksanakan pada setiap bagian meliputi kursi penumpang dan pilot, toilet, bagasi kabin, dan lain sebagainya.

  • Pemakaian disinfektan untuk proteksi dalam kabin

Sejumlah maskapai menyusun jadwal pembersihan menyeluruh untuk rutinitas bulanan. Dalam langkah ini, mereka menggunakan disinfektan yang dianggap mampu memberikan proteksi terhadap mikroba selama sepuluh hari. Disinfektan juga dipercaya sanggup melemahkan berbagai virus yang berpotensi menyerang kesehatan penumpang.

Maskapai pun memastikan disinfektan yang mereka pakai sudah memenuhi standar. Prosedur penggunaan dipenuhi supaya disinfektan tak mengganggu kenyamanan penumpang. Oleh karena itu, produk ini hanya diaplikasikan dalam jangka waktu tertentu.

  • Pengaturan aktivitas di kabin pesawat

Selain sterilisasi memakai disinfektan dan pembersihan menyeluruh, kebersihan dalam kabin juga dilakukan dengan mengatur aktivitas awak dan staf. Misalnya bergantian saat akan memakai kamar mandi. Dalam hal ini, pilot dilarang berbagi kamar mandi atau toilet seperti yang biasanya terjadi untuk menekan peluang penularan. Akan lebih baik kamar mandi untuk pilot dan penumpang biasa dipisahkan, termasuk untuk penumpang anak-anak.

Ketersediaan air bersih, sabun, dan hand sanitizer juga harus dijaga. Pasalnya prosedur kesehatan yang diterbitkan WHO mengharuskan keberadaannya untuk membersihkan tangan.

  • Cara menyediakan makanan dan minuman

Aspek terakhir yang harus diperhatikan maskapai penerbangan adalah cara mereka menyediakan makanan dan minuman kepada penumpang. Troli yang membawa makanan sebaiknya ditutup dengan lembaran plastik steril. Pasalnya, ada kemungkinan penumpang yang sudah terinfeksi menularkan virus saat menyentuh troli.

Kemudian, pastikan troli tak ditempatkan di sekitar kamar mandi atau toilet. Selain riskan terkena virus, posisi tersebut meningkatkan peluang kontaminasi bakteri pada troli atau makanan yang akan disajikan. Bersihkan troli sebelum maupun sesudah memakainya. Memang terkesan merepotkan, tetapi lebih baik daripada menjadi tempat penyebaran virus Corona.

Itulah dampak Covid-19 yang menimpa industri penerbangan hingga persiapan yang bisa dilakukan untuk menjalani new normal

Berikan komentar:

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

Hubungi Rochester Mitra Indonesia