Menerapkan Green Housekeeping Dalam Industri Pabrikan


green housekeeping

Housekeeping atau tata graha adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan dan menata area tertentu untuk menjaga kebersihan area tersebut.

Tata graha biasanya identik dengan kegiatan rumah tangga maupun pada bisnis yang berhubungan dengan hospitality seperti misalnya hotel dan penginapan. Tapi sebenarnya kegiatan tata graha juga penting dalam kegiatan industri pabrik, karena praktik manufaktur yang bersih dan tertata dengan rapi tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tapi juga penting untuk keselamatan para pekerja.

Green housekeeping adalah kegiatan tata graha yang dilakukan dengan cara-cara yang lebih ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan bahan pembersih yang kandungan bahan kimianya tidak merusak lingkungan, pengaturan penggunaan energi, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa praktik green housekeeping yang bisa dilakukan dalam skala industri pabrikan.

Membentuk tim profesional

Untuk menerapkan green housekeeping pada lingkungan industri dibutuhkan lebih dari sekedar menggunakan bahan pembersih dengan kandungan minim kimia maupun menggunakan peralatan yang tepat.

Industri pabrik juga harus memiliki standar komitmen yang bisa menjadi acuan bagi pabrik untuk praktik tata graha yang lebih ramah lingkungan terutama untuk praktik jangka panjangnya.

Perusahaan pabrikan bisa membentuk tim yang terdiri dari orang-orang profesional dan ahli dalam hal pemeliharaan fasilitas dan juga standar operasional yang hemat energi. Tim bisa membuat SOP yang berhubungan dengan tata graha di lingkungan pabrik, melakukan analisa efisiensi kegiatan, membuat inovasi-inovasi housekeeping, dan memastikan kegiatan housekeeping pabrik memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh aturan undang-undang maupun standar yang berlaku internasional.

Menggunakan bahan pembersih rendah racun

Hal yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan kegiatan tata graha yang lebih ramah lingkungan adalah dengan menggunakan bahan atau cairan pembersih dan sanitasi yang tidak mengandung racun dan tidak menghasilkan limbah beracun.

Beberapa syarat suatu bahan pembersih dengan kandungan racun yang rendah antara lain adalah bisa terurai hingga 70% dalam jangka waktu 28 hari, bahan pembersih tidak menghasilkan limbah beracun, dan tidak mengandung bahan fenolik, pelarut minyak, atau mengandung bahan logam berat.

Selain itu bahan pembersih yang direkomendasikan adalah yang tidak menyebabkan kulit iritasi, tidak menyebabkan polusi di udara, tidak mengandung bahan pewangi tambahan, dan pembersih yang dikemas dalam wadah yang bisa didaur ulang.

Menggunakan kain pembersih mikrofiber

Alat pembersih yang direkomendasikan untuk digunakan adalah dari bahan mikrofiber dan bukannya menggunakan kain pel biasa ataupun spons. Hal ini karena kain mikrofiber bisa menyerap air dan juga mengangkat bakteri dari permukaan dan tidak hanya sekedar memindahkannya saja seperti yang dilakuka oleh kain pel atau spons.

Mikrofiber juga bisa lebih efektif dan efisien menghilangkan minyak serta partikel-partikel halus pada bagian-bagian yang sulit dijangkau dengan penggunaan bahan pembersih dan juga air yang lebih sedikit.

Penggunaan bahan pembersih rendah racun dengan kain mikrofiber yang bisa bekerja dengan lebih efisien akan lebih menghemat penggunaan sumber air bersih dan penggunaan bahan kimia.

Penggunaan air yang dikurangi

Dalam kegiatan tata graha skala industri pabrik, penggunaan air untuk bersih-bersih cukup tinggi, salah satunya ketika digunakan untuk membersihkan permukaan ruang manufaktur maupun membersihkan peralatan produksi, pakaian kerja, dan sebagainya tentu akan menggunakan jumlah air yang cukup banyak. Untuk mengurangi jumlah pemakaian air yang sia-sia, maka sebaiknya:

1. Perbaiki saluran-saluran air yang mengalami kebocoran termasuk kebocoran kecil

2. Memilih produk saluran air, pancuran, kran, dan perlengkapan sirkulasi air lainnya yang lebih efisien

3. Direkomendasikan untuk membuat tangki penampung air hujan yang bisa diolah untuk menjadi air bersih

4. Gunakan kembali air yang sudah digunakan untuk hal yang lain, misalnya menggunakan air bekas membersihkan lantai pabrik untuk bilasan pertama alat produksi yang akan dicuci sebelum menggunakan cairan pembersih.

Pemilihan alat kebersihan

Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan housekeeping sebaiknya menghindari bahan-bahan yang sifatnya alami misalnya bahan kayu dan juga kertas.

Gunakan alat kebersihan yang menggunakan bahan material ramah lingkungan seperti alumunium karena bahan metal tersebut sebagian besar didapatkan dengan cara mendaur ulang.

Untuk fasilitas sanitasi seperti toilet ada baiknya mengganti tisu-tisu dengan mesin pengering tangan sehingga penggunaan kertas tisu bisa dikurangi.

Pabrik juga bisa berinvestasi untuk menyediakan alat kebersihan skala industri yang lebih ramah lingkungan seperti misalnya vacuum cleaner yang lebih hemat energi, memilih alat pembersih lantai yang menggunakan air dan detergen lebih sedikit, dan sebagainya.

Efisiensi mesin sirkulasi udara

Tim manajemen green housekeeping juga memiliki tugas untuk melakukan inspeksi dan juga analisa terkait dengan sirkulasi udara yang lebih efisien pada fasilitas pabrik.

Pabrik yang memiliki sistem HVAC lebih efisien akan menghemat penggunaan daya listrik yang digunakan untuk menjaga suhu di dalam fasilitas pabrik, meminimalkan kontaminasi dari luar ruangan masuk ke dalam pabrik sehingga penggunaan bahan kimia untuk melakukan pembersihan kontaminasi pun bisa diminimalkan.

Terapkan manajemen sampah dari hulu

Memiliki sistem manajemen sampah yang menerapkan prinsip 3R adalah salah satu kontribusi dunia industri pabrik dalam membuat lingkungan lebih hijau.

Karyawan dan pekerja pabrik bisa diberi pendidikan dan pelatihan mengenai manajemen sampah yang benar mulai dari hulu atau sumbernya, letakkan tempat sampah berlabel organik, non organik, dan sampah kimia dan bahan beracun pada tempat-tempat yang strategis dan berpopulasi tinggi, pasang poster-poster edukasi mengenai pemilahan sampah.

Pabrik juga bisa menyediakan sendiri alat pembuat kompos untuk mengubah sampah organik menjadi kompos. Melibatkan semua elemen karyawan industri untuk kegiatan manajemen sampah akan berdampak positif pada hematnya biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan limbah sampah.

Berikan komentar:

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

Hubungi Rochester Mitra Indonesia