
Hujan memiliki banyak manfaat, seperti menyegarkan tumbuh-tumbuhan, melembabkan udara, mengisi kembali air-air di sungai dan cadangan air tanah. Selain itu hujan membentuk ion negatif di udara yang bermanfaat. Meskipun namanya “ion negatif”, efek yang dihasilkannya itu “positif”. Ion negatif itu tidak berbau dan tidak ada rasanya.
Ion negatif adalah molekul yang tidak terlihat yang dapat terhirup dalam jumlah banyak pada lingkungan tertentu seperti di pegunungan, air terjun, sungai, dan saat hujan. Ion negatif dipercaya menghasilkan reaksi biokimia dalam tubuh yang meningkatkan kadar serotonin kimia yang berkaitan dengan suasana hati. Ini membantu meringankan depresi, melegakan stres, dan meningkatkan energi tubuh.
Kabar buruknya, air hujan di zaman sekarang tidaklah aman. Menurut penelitian, air hujan hampir di seluruh dunia memiliki tingkat PFAS yang sudah tidak aman.
Apa itu PFAS?
PFAS adalah singkatan dari per-and polyfluoroalkyl substance.
Zat buatan manusia yang diciptakan sekitar tahun 1940-an ini memiliki sifat tidak mudah menempel sehingga banyak digunakan di banyak produk konsumen dan industri.
Contoh-contoh produk tersebut dapat berupa kemasan makanan, produk elektronik, kosmetik, dan peralatan masak misalnya panci anti lengket.

Para peneliti di Universitas Stockholm menemukan PFAS dalam kandungan air hujan di berbagai lokasi di planet ini bahkan di Antartika. Air yang mengandung PFAS ini juga ditemukan di dalam tanah, udara, dan ikan di seluruh dunia. Dari sana kita dapat yakin bahwa zat ini pasti sudah terkonsumsi oleh manusia. Ini terbukti dari hasil penelitian United States Environmental Protection Agency (US EPA) bahwa banyak kandungan PFAS juga terdapat dalam darah manusia dan hewan di seluruh dunia meski untungnya masih dalam taraf yang aman.
Dampak PFAS yang Tinggi
Risiko kesehatan akibat terpapar zat ini masih dalam penelitian sampai hari ini. Para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan zat ini menyebabkan masalah kesuburan, meningkatkan risiko kanker dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Tapi pihak yang lainnya tidak setuju dengan mengatakan bahwa tidak ada akibat yang dapat dibuktikan, yang menghubungkan zat kimia ini dengan kesehatan yang memburuk.

Meskipun demikian, banyak pihak meminta pengendalian yang lebih ketat terhadap penggunaan PFAS di bidang industri. Di Indonesia, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian telah melarang penggunaan salah satu jenis PFAS, yaitu PFOS dalam pestisida dan mengatur konsentrasi PFOS dalam produksi tekstil. Sejak 1960-an, United States Food and Drug Administration (US FDA) juga membuat regulasi mengenai penggunaan PFAS di permukaan yang kontak dengan makanan seperti alat masak dan kemasan.
Bagaimana Pencegahannya?
Meski cara yang efektif dalam mencegah PFAS masuk ke tubuh sementara ini masih perlu penelitian lebih lanjut, namun salah satunya dapat menggunakan metode filtrasi membran yang menyaring ion termasuk PFAS seperti reverse osmosis.
Kita masing-masing dapat membantu dengan tidak ikut mencemarkan lingkungan, misalnya dengan menggunakan zat kimia pembersih yang ramah lingkungan sehingga limbah hasil pembersihan yang terbuang ke lingkungan dapat mudah terurai.

RMC memiliki rentang produk Enviro Care yang ramah lingkungan, contohnya seperti produk Enviro Care Tough Job yang memiliki beberapa sertifikat ramah lingkungan internasional seperti EcoLogo, Green Guard, Green Guard Gold, dan SCAQMD. Produk ini memiliki pH netral sehingga aman juga bagi pengguna. RMC Enviro Care Tough Job dapat digunakan sebagai degreaser, menghilangkan noda yang sulit dibersihkan seperti minyak dan noda karbon, jelaga seperti bekas api dan asap, juga kotoran seperti bekas ban forklift. Pembersih ini aman digunakan di semua permukaan termasuk logam lunak seperti aluminium.
Selain itu, karena sekarang kita tahu bahwa terdapat PFAS di dalam tubuh meski kadarnya masih aman, kita dapat memperkuat imunitas tubuh dengan gaya hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan vitamin agar tingkat PFAS terjaga di kadar yang aman.
Maka, seraya kita menantikan solusi yang lebih efektif dari para ilmuwan, kita bisa membantu dengan tidak menambahkan kadar PFAS di lingkungan lewat penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan dan memperkuat imunitas tubuh.